Meski kecewa dengan Air Asia ketika bulan Januari lalu, saya kembali harus naik Air Asia lagi pada bulan April 2010. Lagi-lagi dengan tujuan Colombo, Sri Lanka. Karena saya mendapat undangan kembali dari PAFFREL (People's Action For Free Election) untuk memantau Pemilu Parlemen Sri Lanka. Catatan : Januari pemilu Presiden Sri Lanka.
Kali ini tidak terlalu deg-degan, karena panitia menaikkan budget dari $350 menjadi $500. Meski demikian, saat itu rate dollar terhadap rupiah turun, sehingga tiket saya bernilai $463. Syukurlah, masih di bawah budget. Mengingat pengalaman bulan Januari lalu, saya memesan makanan untuk tujuan KL - Colombo. Kalau untuk JKT - KL saya tidak memesan makanan, karena jarak tempuh hanya 1 jam 40 menit. Masih bisalah menahan lapar. Lagipula di LCCT kan banyak resto. Rute yang saya ambil tetap sama, demikian pula dengan jamnya.
Begitu keluar dari embarkasi, saya bengong karena ada banyak perubahan di LCCT. Pertama, tidak ada deretan bangku-bangku di depan embarkasi kedatangan. Para penumpang tidur2an di emperan toko dan jalan. Kedua, suasana LCCT muram, karena banyak toko tutup dan lampu sudah dimatikan. McD pun tutup. Demikian pula beberapa resto lainnya. Sungguh aneh dan berbeda dengan bulan Januari lalu. Kemana perginya bangku-bangku tersebut?
Akhirnya saya tidur-tiduran di mushola, meski ada tulisan, mushola tutup jam 23 - 5 pagi. Tak lama kemudian ada 2 orang wanita Indonesia mampir di sana. Rupanya mereka mau ke Thailand untuk berlibur, tetapi mereka mendapat pesawat lebih awal dari rombongannya. Untung saja kami mengobrol, dan saya memberitahukan kapan saya harus berangkat. Saya bablas tidur, dan dibangunkan mereka jam 5 pagi. Check in saya nyaris terlambat. Alhamdulillah, orang baik disayang Tuhan. :)
Seperti perkiraan saya, ternyata Hotel Tune, hotel low budget milik Air Asia, mulai beroperasi. Karena itulah bangku-bangku diangkat dari bandara. Sehingga 'memaksa' penumpang untuk tidurdi hotel tersebut. Oalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar