Akhir Januari 2011 yang lalu saya ikut kursus membuat bros di daerah Sawangan, Depok. Lumayan jauh dari rumah saya di daerah Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dan seumur-umur baru kali itu ke daerah Depok naik motor. Kebayang deh pegelnya nih tangan, ngegas dan ngerem, karena motor saya Yamaha Mio. Meski deg-degan, akhirnya sampe juga lah ke tempat kursus itu.
|
Pamer hasil bikinan sendiri. |
Saya mau ikutan kursus karena pada dasarnya saya suka bikin kerajinan tangan. Untuk membuat bros ini, saya pernah sampe jualan lho, meski hanya sambilan saja. Karena jualan utama saya adalah mainan pendidikan. Meski saat itu baru berupa anting-anting, kalung, tasbih dan gelang, dengan teknik yang sederhana. Nah, selama jualan, saya perhatikan, yang paling laku adalah bros. Alasannya karena makin lama makin banyak orang yang memakai jilbab, dan mereka tidak suka jika jilbabnya polos begitu saja. Karena itu, hiasan yang paling mungkin mereka pakai adalah bros.
Dulu, saya pernah beli buku tentang cara membuat bros, tapi ternyata sulit juga membuat bros dari manik-manik yang bagus dan kuat. Tentu saja bukan hal yang mudah untuk membuat bros ini, karena terdiri dari manik-manik atau batu-batu yang diikat oleh tali senar atau kawat. Yang sering adalah ikatan menjadi longgar. Meski saya pernah belajar dengan tetangga stand yang memang khusus berjualan asesoris. Tapi itu tidak lama. Bahkan waktu saya ke Balikpapan, Juli 2010, saya sempat belajar merangkai bros dari seorang tetangga adik sepupu saya di sana. Belajarnya cuma sebentar, cuma satu jam, dan begitu kembali ke Jakarta, tidak langsung dipraktekkan, jadi sudah lupa.
Balik lagi ke soal kursus membuat bros tadi. Ada dua macam bros yang ditawarkan. Yang pertama, membuat bros dengan model rangkaian bunga dari batu-batuan. Biayanya Rp 155.000,-. Untuk jenis bros kedua yaitu kura-kura biayanya Rp 85.000,-. Sudah masuk bahan. Karena saya mengambil dua jenis kursus ini saya dapat diskon, sehingga hanya bayar Rp 210.000,-. Yah lumayan. Tetap mahal, tapi ilmu memang mahal, kok.
Belajar dua jam untuk masing-masing kursus tersebut, memang tidak langsung menjadikan saya mahir. Namanya juga ketrampilan, selain di tempat kursus juga perlu latihan. Dan memang gak mudah merangkai batu-batu ini menjadi bros cantik seperti yang suka dipajang oleh sang guru, yaitu mbak Meita dan mbak Poppy di website mereka.
Kursus dimulai dengan membuat potongan-potongan kawat yang dipuntir dengan model tertentu. Kawat-kawat ini nantinya akan dijadikan rangkaian di bros tadi. Setelah selesai, maka dimulailah merangkai bros.
Bagaimana caranya? Akan saya jelaskan dalam postingan berikutnya.