Lokasi adalah hal yang paling vital dalam hal apa pun termasuk memilih lokasi bazaar. Banyaknya tawaran dari EO, baik di perkantoran atau mall atau pun lokasi lainnya, kadang bikin kita bingung. Di sini saya ingin berbagi pengalaman saja. Tidak 100% benar dan harus diikuti. Keputusan tetap di tangan anda, ikut atau tidak dalam acara tersebut. Seperti prospektus penawaran saham, "kinerja masa lalu tidak bisa dijadikan patokan untuk kinerja masa depan".
1. Amati pintu masuk dan pintu keluar mall atau perkantoran terutama saat ada bazaar.
Apakah mereka menenteng barang belanjaan atau tidak. Semakin banyak tentu semakin baik. Artinya mereka gemar dan perlu berbelanja. Itu sebabnya iklan shopping mall selalu orang tersenyum keluar dari tempat tersebut sambil menenteng setumpuk kantong belanjaan, ya kan?
2. Perhatikan kantong belanjanya.
Seandainya di mall, apakah dari toko-toko yang ada di mall tersebut atau dari tempat bazaar. Kalau kebanyakan dari area bazaar, berarti mereka senang mencoba berbelanja di tempat-tempat baru. Kita ada kans untuk dapat pembeli di sana.
Kalau tidak, berarti kebanyakan pembeli konservatif, yang lebih suka berbelanja di tempat yang sama. Butuh waktu untuk menarik mereka untuk belanja di tempat kita. Tapi bukan tidak mungkin dicoba.
Kalau mereka masuk dengan semangat tetapi keluar tidak menenteng belanjaan, ada kemungkinan mereka hanya makan saja di tempat tersebut. Atau membeli barang berupa pesanan dan diantar. Mereka males nenteng-nenteng barang.
3. Waktu gajian.
Ya, ini poin penting. Kalau lagi gajian, pembeli murah hati untuk berbelanja lebih dari pos pengeluaran mereka. Kaena itu ambil kesempatan kalau waktu kantor tersebut gajian. Gak mesti awal bulan. Ada kantor yang tanggal gajiannya 25. Atau dapat bonus tanggal 15. Coba iseng-iseng tanya karyawan di sana.
4. Riset pasar kecil-kecilan
Selain menanyakan kapan gajian, juga perlu ditanyakan, kapan di tempat tersebut ada atau pernah ada bazar. Komentar dan kesan para karyawan di sana dengan bazar tersebut. Harga-harga mahalkah atau cukup terjangkau. Apakah barang-barang yang pernah dijual di sana sesuai dengan kebutuhan pegawai di sana, kompetitor kita dsb. Pendapat dan saran mereka biasanya 75% benar. Dari sini kita bisa melihat apakah produk kita cocok dijual di tempat tersebut. Kalau anda dan atau produk anda belum pernah ada di sana, dan ingin mencoba silakan. Siapa tau itu rejeki anda.
5. Lokasi elit atau tidak?
Lokasi elit tidak menjamin bahwa mereka gemar mengeluarkan uang untuk belanja. Mereka mau mengeluarkan uang banyak, asalkan barang sesuai dengan kualitas mereka. Saat ini banyak bazaar diselenggarakan di pemukiman elit. Dan banyak dari kita yang tergoda untuk ikut di bazar tersebut.
Pengalaman saya menunjukkan, yang datang justru pembantu atau penduduk yang berada di kantong-kantong pemukiman yang tak tercatat di peta daerah tersebut. Orang elitnya sendiri (yang kita asumsikan akan menjadi pembeli kita) justru tidak keluar. Mereka mengecek lewat pembantunya dulu, apa saja yang dijual di bazar tersebut. Jika ok, baru mereka keluar. Atau mereka akan belanja di stan tetangganya yang ikut bazar tsb.
Kalangan menengah ke bawah sebenarnya lebih royal dalam berbelanja lho. Apalagi kalau barangnya 'murmer' dan kualitasnya lumayan.
Ok, segitu dulu yah. nanti kalau ada ide, saya tambahkan lagi. Tolong komentarnya, yah.
hi Pit.
BalasHapusthanks infonya
aku mau juga ikutan bazaar ah.
Sharing2 info kalo ada bazaar dong :)