Rabu, 17 Agustus 2011

Anting dengan batu mutiara jeruk pink

Ini adalah salah satu koleksi yang juga disukai. Perpaduan antara rangka anting yang terbuat dari logam perak bakar dan batu mutiara jeruk pink. 

Disebut mutiara jeruk, karena meski seperti mutiara, tetapi agak berkerut seperti kulit jeruk kering. Namun, justru disitulah letak keindahan dan keanggunannya. Cocok buat mereka yang ingin tanpil elegan, tapi tidak mau terlalu blink-blink.



Kode : AMJPi-1

Harga Rp 10.000,-/set. Barang dikirim via TIKI JNE setelah uang ditransfer. Pembelian 3 set cukup Rp 25.000,- . Bisa digabung dengan anting dengan harga yang sama dalam blog ini. Hubungi Pipit 0858 1430 8338, 021-3216 4968.

Koleksi anting daun seri 2

Koleksi daun ini sebenarnya hampir sama, cuma bahan logamnya agak berat. Harganya Rp 15.000,-/set. Berbentuk daun mapel, daun khas Canada. Hubungi Pipit 0858 1430 8338, 021 3216 4968. Pengiriman via TIKI JNE.



Kode : DM-1
Kalau untuk wilayah Jakarta ongkirnya Rp 6.000,-. Kalau saya dah kirim bareng, akan di SMS no resinya, jadi teman-teman bisa mentrack paket tsb.

Anting model Daun

Setelah anting dari India terjual habis, maka kami mengeluarkan anting dengan motif daun, made in Indonesia/ Anting terbuat dari bahan semacam logam yang tipis dan ringan, berwarna perak bakar, sehingga kesan yang muncul adalah etnik. Harga Rp 10.000,-/set. Pembelian 3 set menjadi Rp 25.000,-.
  


Kode : DPB-1

Kode : DPB-2

Kode : DPP-1


Kode : DPB-3
Pembelian seperti biasa, barang akan dikirim via TIKI JNE setelah uang ditransfer. Oh ya, di luar ongkir ya. Kalau untuk Jakarta sekarang (2011) ongkos kirimnya Rp 6.000,-.

Kalau saya sudah kirim lewat TIKI, akan diSMS nomor resinya, jadi teman-teman pembeli bisa mengecek dan mentrack nomor resi di webnya TIKI JNE yaitu http://www.jne.co.id/. Sehingga tenang, maklum deh akhir ini banyak online seller bodong.  

Hubungi Pipit 021-3216 4968, 0858 1430 8338.

Minggu, 14 Agustus 2011

Pergi Haji, kenapa tidak?

Labbaik Allahuma Labbaik, kami datang memenuhi panggilan Mu ya Allah.

Kalimat ini selalu bergaung di sanubari setiap muslim untuk memenuhi rukun Islam kelima yaitu pergi berhaji ke Tanah Suci Makkah. Namun, kendala umum yang menghadang umat Islam di Indonesia pada umumnya adalah masalah finansial. ONH berkisar mulai Rp 30 juta di tahun 2011 dan terus naik setiap tahun.


 Tetapi, kalau kita kaji rukun Islam kelima mengenai perintah untuk pergi berhaji selalu diikuti dengan kalimat, "jika mampu"? Artinya Islam tidak memaksa umatnya untuk pergi berhaji, tetapi sekaligus meminta umatnya untuk menjadi mampu secara finansial dan mental, juga cerdas dalam mengatasi masalah ini.

Sama seperti halnya pengeluaran besar dan rutin lainnya, pergi haji pun sebenarnya dapat direncanakan. Paling tidak dari segi keuangan yaitu dengan menabung. Betapapun kecilnya atau besarnya penghasilan kita. Bukan tidak mungkin, orang yang berpenghasilan besar juga tidak mampu menabung apalagi pergi berhaji, jika tidak mampu mengelola keuangannya dengan tepat dan terarah.

Salah satu bank yang menyediakan jasa tabungan haji adalah BNI Syariah. Dimulai dengan setoran awal minimum sebesar Rp 500.000,- selanjutnya nasabah menabung setiap bulannya sesuai dengan kemampuan. Semakin banyak jumlah uang yang disetor per bulan, maka kemungkinan untuk pergi haji pun semakin dekat.

Nasabah tidak perlu khawatir tidak mendapat kursi setelah uangnya cukup untuk membayar ONH. Karena BNI Syariah telah bergabung dalam SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu). Dengan sistem ini, nasabah sekaligus calon jamaah haji mendapat kepastian kursi dari Departemen Agama ketika jumlah tabungannya sudah memenuhi persyaratan.


Tabungan Haji BNI Syariah dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah. Lagipula, tabungan haji BNI Syariah bebas dari biaya administrasi, sehingga tabungan tidak akan berkurang akibat biaya administrasi. Bahkan ada kemungkinan, tabungan akan bertambah karena BNI Syariah menawarkan bagi hasil yang menarik. Tabungan ini juga memasukkan asuransi kecelakaan dan kematian.

Pembukaan dan penyetoran juga mudah dilakukan, karena BNI Syariah memiliki 54 outlet dan didukung oleh lebih dari 600 cabang Bank BNI di seluruh Indonesia. Jika nasabah tidak menemukan outlet BNI Syariah, nasabah bisa mengunjungi bank BNI terdekat. Karena BNI Syariah berinduk pada bank yang sama dan menggunakan jaringan yang sama. Namun, pengelolaan keuangan dilakukan secara terpisah.

Dan ketika menyetor bulanan, nasabah juga tidak perlu datang ke outlet atau kantor BNI Syariah. Jika memiliki rekening di Bank BNI Syariah, nasabah bisa membayarnya dengan cara autodebet dan semua transaksi dilakukan secara online.

Pembukaan rekening juga tidak rumit. Nasabah cukup menyerahkan fotokopi identitas diri seperti KTP atau Paspor. Kemudian mengisi formulir KYC (Know Your Customer) dan penandatangan bagi hasil nisbah.

Dengan demikian, ayo mulai menabung untuk pergi haji. Tak ada yang tak mungkin. Labbaik Allahumma Labbaik.



Selasa, 09 Agustus 2011

Tuk-tuk, ikon kota Trang

Oplet atau orang Trang menyebutnya tuk-tuk adalah moda transportasi tua yang diproduksi sejak tahun 1960-an.  Di Jakarta sulit sekali untuk menemukan kendaraan oplet atau bemo ini. Keadaan fisiknya juga sudah tidak secantik dulu, bahkan bisa dibilang bobrok dan tak laik jalan lagi.

Namun, di Trang sebuah kota kecil dan nyaman di selatan Thailand, tuk-tuk tetap beredar berkeliling kota, bahkan menjadi ikon kota tersebut. Trang adalah ibu kota provinsi yang bernama sama yaitu provinsi Trang dan terletak dekat Laut Andaman.

Tuk-tuk di kota Trang, selatan Thailand

Tuk-tuk di Trang berbeda dengan tuk-tuk Bangkok. Tuk-tuk Bangkok mempunyai setir seperti setang sepeda. Sedangkan tuk-tuk Trang setirnya seperti setir mobil. Bagian kepalanya menyerupai kepala kodok, sehingga orang Trang menyebutnya dengan Tuk-tuk Hua Kop. Hua Kop artinya kepala kodok.

Tuk-tuk Trang diimpor dari Jepang tahun 60-an, dibawa dengan cara menggunakan kereta api. Oh ya, Trang adalah salah satu kota perdagangan yang sibuk terutama di masa itu, sehingga memiliki stasiun kereta api yang bisa dicapai dari Penang, Malaysia.

Awal mula kenapa orang Trang mengimpor tuk-tuk adalah karena tuk-tuk tepat menjadi transportasi di wilayah perbukitan. Bahkan penduduk desa menyebutnya 'khuan' yang bermakna 'bukit'.

Tuk-tuk mulai beroperasi sejak dini hari, mengantar pedagang dan pembeli ke pasar, buruh perkebunan dan pengolahan karet, anak sekolah hingga orang kantoran. Ongkos jarak dekat 20 Baht setara 6 ribu rupiah. Kecepatannya sedang, yaitu maksimal 60 km/jam. Tuk-tuk saat ini hanya boleh membawa penumpang 5 orang. Satu di depan, empat di belakang. Sayang, saya tak sempat untuk mencoba naik tuk-tuk ketika berkunjung ke Trang, bulan Juni dan Juli 2011 yang lalu.

Tuk-tuk saat ini tidak sekedar hanya moda transportasi. Kini, sebuah agensi perjalanan membuat paket wisata sejarah keliling kota Trang dengan biaya mulai 200 Baht hingga 600 Baht atau 60 ribu - 180 ribu. Lama tur mulai 1 jam - 4 jam. Cukup menarik dan perlu dicoba, jika suatu hari anda berkunjung ke Trang. Saya pun berjanji, kalau kembali ke Trang saya mau mencoba paket tur ini.





Note :
Tertarik untuk berbisnis online, berpenghasilan 4-7 juta sebulan, dan jalan-jalan keluar negeri gratis? Gampang caranya. Add saja akun FB saya yang ada di sebelah kanan atau kiri artikel ini.  

Kalau sudah jadi friend saya di FB, nanti saya undang ke pertemuan bisnis kami. Kasih pesan ke inbox FB, minta diundang ke pertemuan tersebut. Saya gak mau ngundang orang sembarangan, pertama, nanti dianggap spam, kedua, kita juga gak kepengen kan diundang untuk satu kegiatan yang kita gak kepengen ikut. 


Tenang, kalau cuma hadir di pertemuan bisnis, gak perlu bayar. Pertemuannya juga online, lewat Facebook. Jadi gak perlu keluar rumah, kalau lagi di luar rumah, gak perlu batalin janji. Kan bisa lewat handphone. Asyik, kan. Yuk, gabung yuk.

Mengenang Jakarta yang (dulunya) hijau

Jaman saya masih SD, Jakarta adalah kota yang masih hijau. Monas yang terletak dekat rumah saya, masih bisa dikatakan hutan. Pohon besar dan rindang dengan rumput yang hijau membentang. Tak ada pagar di sekeliling taman Monas. Siapa saja bisa duduk menikmati hijaunya dedaunan dan berisitirahat sehabis kerja atau sekedar transit sebelum melanjutkan perjalanan.

Pohon-pohon baru di bundaran HI depan Grand Indonesia

Pohon-pohon besar di sepanjang jalur Sudirman dan Thamrin juga berdiri dengan gagah, sehingga sejuk sekali berkendara di sana. Tetapi perluasan jalan ditambah lagi dengan adanya jalur Transjakarta, membuat pohon-pohon besar tersebut harus mengalah dan ditebang.

Tanah-tanah lapang yang dulu hanya semak belukar dan sejumlah pohon juga ditebang untuk dibangun sejumlah mall, ruko dan perkantoran. Saya dulu suka bermain di tanah lapang dekat Duta Merlin - Harmoni yang sekarang menjadi Carrefour. Demikian juga dengan tanah lapang di perempatan Cempaka Putih - Sunter yang kini menjadi pusat perbelanjaan Cempaka Mas.

Pohon-pohon baru memang ditanam, tetapi berapa lama mereka akan mampu menggantikan pohon yang telah ada. Jumlah pohon yang ditanam juga tidak sama dengan jumlah pohon yang telah ditebang. Kota Jakarta semakin panas. Kendaraan dan rumah tangga penyumbang panas semakin bertambah, sedangkan peredam panas semakin dikurangi bahkan dengan sengaja. Tidak hanya oleh Pemda DKI, tetapi juga oleh masyarakat sendiri.

Banyak orang yang menebang pohon di sekitar rumahnya karena ingin memperluas rumah atau merasa tidak nyaman karena rumahnya menjadi 'dingin' karena dekat pohon atau khawatir akan tertimpa pohon jika ada angin ribut. Padahal hawa 'dingin' tersebut karena pengaruh oksigen di siang hari, yang sebenarnya justru bagus. Sedangkan kekhawatiran tertimpa pohon bisa dimengerti, tetapi jika pohon tersebut disirami atau bahkan diberi pupuk, akar pohon tersebut kuat dan akan melindungi rumah-rumah disekelilingnya dari terpaan angin.

Hal ini sungguh berbeda dengan Malaysia. Mereka melindungi pohon apalagi jika pohon tersebut adalah pohon yang telah berusia tua. Kita bisa perhatikan hal ini berlaku tidak saja di Kuala Lumpur bahkan di Melaka pun demikian.


Salah satu pohon tua di Melaka
I hope that Jakarta people and its adminitrative office have the awareness, how important trees for our world and environment.



Minggu, 07 Agustus 2011

Kemacetan di Jakarta

Kemacetan di Jakarta  merupakan satu hal yang biasa. Kendaraan  penduduk lokal, kendaraan para komuter dan kendaraan umum ditambah lagi dengan makin bertambahnya pengendara sepeda motor adalah aktor utama kemacetan tersebut.

Komuter adalah orang yang rutin pergi ke suatu tempat setiap hari. Komuter di Jakarta berasal dari kota-kota satelit di sekitarnya seperti Depok, Bogor, Tangerang, BSD dan Bekasi dan kota-kota yang lebih kecil di sekitarnya.



Bundaran Bank Indonesia, Monas

Namun, akhir-akhir ini kemacetan semakin menggila dan membuat stres banyak orang. Saya sendiri pun akhir-akhir ini merasakan hal yang sama.  Baru keluar dari rumah, macet sudah menghadang. Rumah saya ada di daerah Jakarta Barat, dan saya sedikit beruntung karena saya bukan orang yang rutin pergi bekerja, karena saya bekerja freelance.

Penyebab kemacetan

1. Jalan-jalan di Jakarta bertambah secara lambat, tidak signifikan dengan pertambahan kendaraan bermotor. Pertambahan jalan melambat, bisa dimengerti karena tanah merupakan komoditas langka di Jakarta. Setiap petak tanah kosong dimanfaatkan oleh orang. Sehingga apartemen dan perumahan yang menawarkan taman atau ruang hijau harganya mahal.

2. Penduduk Jakarta bertambah secara konstan setiap tahun. Pemda DKI memberikan perhatian khusus di terminal-terminal bis dan kereta api setiap pasca lebaran karena banyaknya pembantu atau pekerja sektor informal yang membawa serta kerabatnya untuk bekerja di Jakarta.

3. Namun, ada sektor lain yang turut menyumbang penambahan jumlah penduduk dan sering terlupakan. Yaitu mahasiswa baru dan sektor kerja perkantoran. Meski jumlah mereka tidak sebanyak pekerja informal, tetapi banyak mahasiswa daerah yang kemudian memilih bekerja di Jakarta daripada kembali ke daerahnya. Banyak karyawan yang setelah merasa settle dan nyaman di Jakarta tidak ingin kembali ke daerahnya. Alhasil, terjadi penumpukan jumlah penduduk dan kendaraan di Jakarta.

4. Tidak disiplinnya pengguna jalan di Jakarta. Menghindari macet dan banyaknya urusan membuat pengguna jalan semakin  sering melanggar peraturan lalu lintas. Saling serobot, menutupi dan menggunakan jalur orang membuat macet makin bertambah, bahkan di daerah-daerah yang seharusnya macet tidak perlu terjadi. Misalnya di perempatan lampu merah dan kereta api. Ditambah, jika lampu lalu lintas mati dan tidak ada polisi dan "pak ogah" di jalan untuk mengatur lalu lintas.

ALternatif Solusi Kemacetan

Pemda DKI dan beberapa ahli tata kota tentu berupaya memecahkan masalah kemacetan. Namun, jika tidak dilaksanakan secara komprehensif dan dengan penuh kesadaran, hal ini tidak bisa terlaksana sampai kapanpun. Masyarakat pun perlu dilibatkan, karena merekalah stakeholder kemacetan. Mereka menyumbang kemacetan dan pihak yang merasakan kemacetan.

1. Pembatasan kedatangan orang

Pemda DKI selalu melakukannya setiap tahun dengan razia di terminal bis dan stasiun kereta api setiap pasca lebaran. Bahkan beberapa tahun lalu pernah membuat peraturan pelarangan penduduk dari provinsi lain untuk memasuki wilayah DKI tanpa izin resmi.

Hal ini sulit dilakukan, pertama tidak sesuai dengan hak asasi manusia, "setiap orang berhak untuk tinggal dan bekerja di manapun." Kedua, laron selalu mengerumuni cahaya. Jakarta merupakan cahaya yang menyedot perhatian laron. Tidak peduli seberapa banyak laron yang berguguran setelah mendekati cahaya lampu. Tidak peduli seberapa banyak orang yang gagal di Jakarta, Jakarta tetap menjadi magnit mencari uang bagi banyak orang dari provinsi lain.

2. Pembatasan kendaraan

Hal inipun sulit dilaksanakan. Transportasi umum di Jakarta  apalagi di Indonesia belum bisa diandalkan. Tidak tepat waktu, suka ngetem hingga keamanan dan kenyamanan membuat orang enggan menggunakan kendaraan umum untuk bepergian. Macet membuat orang memilih motor yang lebih fleksibel menembus kemacetan Jakarta.

Usulan penggunaan kendaraan nomor ganjil dan genap pada hari-hari tertentu belum apa-apa sudah ditentang banyak orang. Yang akan diuntungkan adalah orang kaya, karena mereka punya kendaraan lebih dari satu dan pasti akan mampu mengusahakan nomor kendaraan genap dan ganjil. Sedangkan orang yang tidak mampu mengusahakan nomor kendaraan harus berjuang di transportasi umum.

Pembatasan kendaraan juga akan ditentang oleh perusahaan otomotif baik mobil dan motor. Tingkat penjualan mereka akan menurun dan ini akan berpengaruh pada jumlah karyawan mereka yang berjumlah ribuan orang. Pembatasan kendaraan akan menghasilkan 'efek domino' pada masalah sosial lainnya.

3. Busway

Busway direncanakan untuk menjadi transportasi umum di Jakarta yang cepat, aman dan nyaman. Sejumlah perturan dibuat, misalnya Busway mempunyai hak privilege (keistimewaan) boleh melaju di saat lampu merah. Hal  ini kemudian ditentang, karena jalan merupakan hak umum. Hak istimewa bagi Busway saat ini hanyalah mempunyai jalur sendiri.

Penutup

Sejak dulu, saya tidak setuju dengan ide pengadaan Busway. Alasan utamanya adalah karena Busway mengambil jalan yang ada untuk jalurnya sendiri. Dengan jalan yang tersedia saat itu saja, jalan-jalan yang dilalui sudah macet, apalagi jika diambil untuk jalur Busway. Akhirnya setelah beberapa tahun dijalankan, asumsi saya benar : Jalur Busway sering digunakan oleh pengguna jalan yang lain untuk menghindari macet di jalur jalan yang tersisa. Meski polisi dan pengawas dari pihak Busway menjaga jalur tersebut ditambah lagi dengan menggunakan sejumlah palang, suatu hari mereka akan menyerah pada pengguna jalan yang akan lebih 'berkuasa' dan 'galak' dibanding mereka.

Saya lebih setuju dengan ide monorel, karena monorel menciptakan jalan baru. Sayangnya, krisis moneter di tahun 1997 masih berdampak hingga saat ini.

Masalah kemacetan tidak akan tuntas sampai sepuluh tahun ke depan. Tetapi jangan putus haraan. Kita harus tetap mencari solusi demi Jakarta.