Sabtu, 16 September 2017

Asal Usul Nama Tempat Di Jakarta

ASAL USUL NAMA TEMPAT / DAERAH DI JAKARTA

Jakarta merupakan Ibu Kota yang punya banyak cerita, legenda.
Salah satu nya tentang sejarah dari beberapa nama2 daerah berikut ini :

1. Glodok

Asalnya dari kata grojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air dari kali Ciliwung. Orang Tionghoa dan keturunan Tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang Tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.

2. Kwitang
Dulu di wilayah tersebut sebagian tanah dikuasai dan dimiliki oleh tuan tanah yang sangat kaya raya sekali bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi jaman dulu menyebut daerah itu sebagai kampung si Kwitang dan akhirnya lama-lama tempat tersebut dinamai Kwitang.

3. Senayan

Dulu daerah Senayan adalah milik seseorang yang bernama Wangsanaya yang berasal dari Bali. Tanah tersebut disebut orang2 dengan sebutan Wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atau tanah milik Wangsanayan. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama Wangsanayan menjadi Senayan.

4. Menteng

Daerah Menteng Jakarta Pusat pada zaman dahulu merupakan hutan yang banyak pohon buah-buahan a.l. pohon buah menteng. Orang menyebut wilayah tersebut dengan nama Kampung Menteng. Pada tahun 1912 dibeli pemerintah Hindia Belanda utk lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda, maka daerah itu disebut Menteng.

5. Karet Tengsin

Nama daerah yang kini termasuk kawasan segitiga emas kuningan ini berasal dari nama orang Cina yang kaya raya dan baik hati. Orang itu bernama Tan Teng Sien. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Teng Sien cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Teng Sien. Pada saat itu dilokasi tsb banyak pohon karet, maka daerah itu dikenal dengan nama Karet Tengsin.

6. Kebayoran

Kebayoran berasal dari kata kebayuran, yang artinya “tempat penimbunan kayu bayur”. Kayu bayur sangat baik untuk dijadikan kayu bangunan karena kekuatannya serta tahan terhadap rayap.

7. Lebak Bulus

Daerah yang terkenal dengan stadion dan terminalnya diambil dari kata “lebak” yang artinya lembah dan “bulus” yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus dapat disamakan dengan lembah kura-kura. Kawasan ini memang kontur tanahnya tidak rata seperti lembah dan di kali Grogol dan kali Pesanggrahan- dua kali yang mengalir di daerah tersebut-memang terdapat banyak sekali kura-kura alias bulus.

8. Kebagusan

Nama kebagusan, daerah yang menjadi tempat hunian mantan presiden Megawati, berasal dari nama seorang gadis jelita, Tubagus Letak Lenang. Konon, kecantikan gadis yg keturunan Kesultanan Banten ini membuat banyak pemuda ingin meminangnya.
Agar tidak mengecewakan hati pemuda2 itu, ia akhirnya memilih bunuh diri. Sampai sekarang makam itu masih ada dan dikenal dengan nama Ibu Bagus.

9. Ragunan

Berasal dari Wiraguna, yaitu gelar yang di sandang tuan tanah pertama kawasan tersebut bernama Hendrik Lucaasz Cardeel, yg diperolehnya dari Sultan Banten Abunasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Pasar Rumput

Dulu, tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang pribumi yang menjual rumput. Para pedagang rumput terpaksa mangkal di lokasi ini karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke pemukiman elit Menteng. Saat itu, sado adalah sarana transportasi bagi orang-orang kaya sehingga hampir sebagian besar penduduk Menteng memelihara kuda.

11. Paal Meriam

Asal usul nama daerah yang berada di perempatan Matraman dengan Jatinegara ini berasal dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi sekitar tahun 1813. Pada waktu itu pasukan artileri meriam Inggris yang akan menyerang Batavia, mengambil daerah itu untuk meletakan meriam yang sudah siap ditembakan. Peristiwa tersebut sangat mengesankan bagi masyarakat sekitar dan menyebut nama daerah ini paal meriam (tempat meriam disiapkan).

12. Cawang

Dulu, ketika belanda berkuasa, ada seorang letnan Melayu yang mengabdi pada kompeni, bernama Ence Awang. Letnan ini bersama anak buahnya bermukim di kawasan yang tak jauh dari Jatinegara. Lama kelamaan sebutan Ence Awang berubah menjadi Cawang.

13. Pondok Gede

Sekitar Tahun1775, Lokasi ini merupakan lahan pertanian dan peternakan yang disebut dengan Onderneming. Di sana terdapat sebuah rumah yang sangat besar milik tuan tanah yang bernama Johannes Hoojiman. Karena merupakan satu-satunya bangunan besar yang ada di lokasi tersebut, bangunan itu sangat terkenal. Masyarakat pribumi pun menjulukinya “Pondok Gede”

14. Condet Batu Ampar dan Balekambang

Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri, namanya Pangeran Geger dan Nyai Polong, memiliki beberapa orang anak. Salah satu anaknya, perempuan, diberi nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik. Pangeran Astawana, anak pangeran Tenggara atau Tonggara asal Makassar pun tertarik melamarnya. Siti Maemunah meminta dibangunkan sebuah rumah dan tempat peristirahatan diatas empang, dekat kali Ciliwung yang harus selesai dalam satu malam. Permintaan itu disanggupi dan menurut legenda, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale di sebuah empang di pinggir kali Ciliwung. Untuk menghubungkan rumah itu dengan kediaman keluarga pangeran Tenggara, dibuat jalan yang diampari (dilapisi) Batu. Demikian menurut cerita, tempat yang dilalui jalan yang diampari batu itu selanjutnya disebut batu ampar, dan bale (balai) peristirahatan yang seolah-olah mengambang diatas air itu disebut Balekambang.

15. Buncit

dulunya di jalan buncit raya sekarang ada pedagang kelontong China berperut gendut (Buncit) yang terkenal.

16. Bangka

dulunya di sana banyak ditemukan mayat (bangke/bangkai) orang yang dibuang di kali krukut.

17. Cilandak

Konon di sana pernah ditemukan seekor landak raksasa

18. Tegal Parang

Konon dulu disana banyak di temukan alang-alang tinggi (tegalan) yang di potong dengan parang (golok).

19. Blok A/M/S

dulunya sekitar situ tempat pembukaan perumahan baru yang ditandai dgn blok, mulai A-S. Sayang yang tersisa tinggal 3 blok saja.

20. Kampung Ambon

Berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, nama Kampung Ambon sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP Coen, Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon dan merekrut masyarakat Ambon untuk dijadikan tentara. Pasukan dari Ambon yang dibawa Coen itu kemudian diberikan pemukiman di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak itulah pemukiman tersebut dinamakan Kampung Ambon.

Sumber :  http://kamarloteng.blogspot.co.id/2011/01/asal-mula-nama-tempat-di-jakarta-kaskus.html