Rabu, 03 Oktober 2012

Cita-citaku Setinggi Tanah

Baca judul di atas, aneh banget ya. Karena pada umumnya orang selalu berpendapat gantunglah cita-citamu setinggi bintang di langit atau singkatnya cita-citaku setinggi langit.

Saya juga termasuk orang yang salah ketika menuliskan judul film ini dan menyebarkannya dalam akun Facebook saya. Begitu baca-baca ulang dan nonton filmnya, lho, kok yang benar ternyata "Cita-citaku Setinggi Tanah".

Kenapa setinggi tanah? Ya, karena cita-cita tidka boleh hanya sekedar diangankan, tetapi juga harus dijalankan hingga terwujud. Itulah moral story dari film ini. 

Oh, judul film ya? Ya, ini adalah film anak-anak besutan Eugene Panji. Bagus banget ceritanya, memberikan inspirasi kepada anak-anak dan orang tua. Alam Muntilan yang cantik menambahkan wawasan baru kepada anak-anak dan lagu "Kampuang nan jauh dimato" memberikan paduan unik tentang wawasan kebangsaan Indonesia. Dijamin, air mata haru akan menetes seperti saya ketika menonton premiere film ini. 



Ini sinopsis cerita film ini:
Agus berasal dari keluarga sederhana di Muntilan, Jawa Tengah. Ayahnya bekerja di pabrik tahu, ibunya seorang ibu rumah tangga yang sangat mahir membuat tahu bacem. Agus gelisah setelah ditugaskan oleh ibu guru untuk membuat karangan tentang cita-cita.
Teman-teman Agus memiliki cita-cita setinggi langit. Sri ingin menjadi artis terkenal karena dorongan ibunya. Ia selalu ingin dipanggil dengan nama Mey. Menurutnya, nama ‘Sri’ tidak menjual. Jono bercita-cita jadi tentara. Dalam kesehariannya, ia bertingkah selayaknya pemimpin di hadapan teman-temannya. Jono selalu ingin jadi ketua kelas. Puji bercita-cita ingin membahagiakan orang lain. Ia membantu semua orang yang terlihat membutuhkan bantuan. Di balik semua aksinya itu, ternyata ia hanya mengharapkan sanjungan dan ucapan terima kasih dari orang yang dibantunya. Ia haus pujian.
Agus yang tiap hari makan tahu bacem buatan ibunya lalu bercita-cita ingin makan di restoran Padang, setelah mendapat tugas mengantar ayam ke rumah makan Padang. Ia jadi bahan tertawaan teman-temannya. Ia juga sadar bahwa untuk mewujudkan cita-cita sederhananya itu ia butuh uang. Masalah ini harus dipecahkannya.
Film ini akan tayang di bioskop XXI mulai tanggal 11 Oktober 2012 ini. Bapak ibu, kakak, om, tante yang peduli dengan pendidikan anak bangsa kayaknya wajib banget datang ke acara ini. Apalagi hasil penjualan dari film ini akan disumbangkan ke anak-anak penderita kanker melalui Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). 
Untuk YKAKI, akan saya tulis dalam postingan berikutnya.